Pasca Ramadan, Terapkan Al-quran

Selasa 16 April 2024

Oleh : Rohmah

Aktivis Dakwah

Bulan suci Ramadhan telah berlalu beberapa hari. Bulan yang sering dijuluki sebagai bulan Al-qur'an. Bulan yang Allah turunkan Al-qur’an di dalamnya sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang benar dan yang batil (QS. Al-Baqarah: 185).

Selama bulan ramadhan, seluruh umat muslim lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui tilawah dan tafakur atas ayat-ayat suci. Bulan bulan ramadhan memang memberian kesempatan untuk merenung dan introspeksi diri, sekaligus meningkatkan pemahaman tentang makna dan pesan yang terkandung dalam Al-qur'an.

Amalan tersebut tentu saja tidak boleh berhenti dengan berakhirnya bulan Ramadhan. Akan tetapi, seharusnya mendorong umat untuk berjuang lebih giat lagi agar Al-quran dapat dijadikan rujukan dalam setiap aspek kehidupan.

Apalagi setiap datangnya 17 Ramadhan yaitu malam diturunkannya Al-qur'an (Nuzulul Qur'an) senantiasa disambut kesakralan oleh umat Islam. Al-qur'an sendiri memiliki hak untuk dibaca yang mendatangkan banyak kemuliaan dan ganjaran kebaikan baik membacanya secara fasih atau bahkan masih terbata-bata.

Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Orang yang membaca Al-Qur’an dan ia mahir membacanya, maka ia bersama para malaikat yang mulia (bersih dari maksiat) dan taat dalam kebaikan. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dengan terbata-bata dan merasa kesulitan ketika membacanya, maka baginya dua pahala.” (Muttafaqun ‘alaih) Al-qur'an juga untuk ditadaburi makna yang terdapat pada setiap lafaz-Nya.

Kemudian untuk diamalkan dalam setiap sendi kehidupan. Serta untuk disampaikan dalam dakwah di tengah umat. Hal ini sebagai upaya memahamkan umat akan keberadaan Al-qur'an yang berfungsi sebagai Al-Furqon yaitu pembeda antara haq dan batil, sebagai penjelas jugabsebagai obat serta solusi dari segala masalah yang menimpa umat manusia.

Al-qur'an memiliki hak untuk diterapkan dalam semua aspek kehidupan. Jika kita menelaah surat demi surat di dalam Al-qur'an mengandung banyak seruan dari Allah SWT.

Seruan-seruan Al-qur'an setidaknya mencakup aspek ruhiyah (spiritual) yang sarat akan pemahaman mengenai penancapan akidah yang meliputi rukun iman. Selain aspek ruhiyah Al-qur'an juga menyeru pada aspek siyasiyah (politik).

Adapun aspek politik mencakup pengaturan hubungan sesama manusia, khususnya yang menyangkut urusan masyarakat yang dijalankan oleh negara dan dikontrol pelaksanaannya oleh umat. Namun, untuk mengamalkan dan menerapkan Al-qur'an tak cukup hanya individu masing-masing saja. Butuh peran masyarakat bahkan negara.

Karena, Al-qur'an berisi sistem kehidupan. Sebagian hukum itu hanya bisa dilakukan oleh negara, semisal hukum-hukum yang berkaitan dengan pemerintahan dan kekuasaan, ekonomi, sosial, pendidikan dan politik luar negeri.

Termasuk pula hukum-hukum yang mengatur pemberian sanksi terhadap pelaku pelanggaran hukum syariah, seperti hudûd (misal: hukum potong tangan bagi pencuri, hukum rajam bagi pezina, dsb), hukum qishash, dll. Hukum-hukum seperti itu tidak boleh dikerjakan oleh pribadi-pribadi.

Ia hanya sah dilakukan oleh Khalifah atau yang diberi wewenang oleh Khalifah. Maka adanya Khilafahk Islam adalah hal yang sangat penting. Tanpa Khilafah Islam mustahil semua ayat dalam Al-qur'an dapat diterapkan. Inilah yang terjadi saat ini, khususnya di Dunia Islam, termasuk negeri ini.

Oleh karena itu, menjadi alasan yang mendesak bagi seluruh umat Islam untuk memenuhi hak-hak Al-qur'an agar Ramadhan tenteram di bawah naungan Al-qur'an. Kita tidak akan mendapati lagi kabar pilu dari saudara seiman kita di Palestina yang terus menjadi sasaran kekejian tentara Israel.

Dan ketika Al-qur'an menaungi dalam kepemimpinan, maka setiap permasalahan umat akan dikembalikan kepada Al-qur'an dan As-Sunah sebagai sebaik-baik solusi.

Sehingga tak ada lagi kata kita mencukupkan bahwa Al-qur'an hanya dibaca saja, tapi haruslah diperjuangkan agar diterapkan dalam setiap aspek kehidupan di bawah Kepemimpinan Islam sebagaimana keteladanan Rasulullah Saw yang dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin.

Dan, jika Allah SWT mengizinkan maka semua umat manusia dapat merasakan rahmatan Lil ‘alamin di bawah naungan Al-qur'an. Wallahua'lam bishowwab